Haloo.. Assalamualaikum... :))
Akhirnya berusaha mencari mood untuk stay di depan laptop supaya bisa menyelesaikan postingan tentang My 3rd IVF in Loh Guan Lye Specialists Centre, Penang. Kindly refreshed, cerita sebelumnya tentang proses OPU 1 di bulan September 2017 dan kenapa gw harus melakukan OPU 2 bisa dibaca di sini ya.
Singkat cerita, di bulan Oktober-November, gw harus beberapa kali bolak-balik Penang karena dari hasil cek darah, hormon estradiol gw masih tinggi. Artinya tubuh gw belum siap untuk dilakukan stimulasi sel telur. Ini adalah masa-masa yang paling membuat gw stress, karena there's nothing I can do. It's beyond my control. Berkali-kali gw bertanya ke dr. Dev, beliau hanya berusaha menenangkan, "Badan kamu sedang kacau. Just follow your body,"
Selain itu dr. Dev juga ada beberapa kali cuti selama periode ini, sehingga kita sebagai pasien pun harus menyesuaikan dengan jadwal beliau karena memang beliau sendiri yang menangani semua treatment IVF, bukan team dokter seperti di Morula IVF, tempat gw melakukan IVF sebelum ini.
Berikut rekapnya.
Disclaimer: This will be long and boring post. But since being IVF patients, I always browse and crave for details for my own reference: treatment steps, timeframe, medicines and dosages, emotional feeling behind, etc. I hope you will have some views about my holistic treatment.
2 Okt 2017: LUCRIN #2 INJECTION
Sesuai dengan jadwal di appointment card, gw datang untuk kontrol. Dokter memberikan Lucrin injection untuk menahan hormon gw dan mengatur waktu untuk persiapan OPU kedua.
13 Nov 2017: ESTRADIOL CHECK #1 (600)
Hari itu gw belum menstruasi, tapi setelah konfirmasi dengan Suster Mei, gw tetap harus datang ke klinik untuk kontrol dengan dr. Dev. Dari hasil cek lab, hormon estradiol gw tinggi; sekitar 600-an. Hormon estradiol harus <36.7 pmol/L untuk bisa dilakukan stimulasi sel telur. Kalau sudah menstruasi, hormon estradiol akan turun dengan sendirinya.
Dokter memberikan obat Suprefact. Harapannya, hormon estradiol gw segera turun. Beliau memprediksi gw akan menstruasi dalam seminggu ke depan.
22 Nov 2017: ESTRADIOL CHECK #2 (533), STILL HIGH
Sampai hari ini pun, ternyata gw belum menstruasi dan tetap harus datang ke klinik. Hasil cek lab menunjukkan hormon estradiol gw di angka 533. Obatnya ternyata gak terlalu berpengaruh :(. Dokter pun akhirnya meminta gw datang lagi untuk kontrol setelah menstruasi datang.
This is so frustrating. 3 kali ke Penang 'tanpa membawa hasil', alias belum bisa melakukan stimulasi sel telur. Lagi-lagi gw harus mencoba ikhlas.
29 Nov 2017: ESTRADIOL LOW, START STIMULATION WITH MENOPUR & GONAL F
Kurang dari seminggu setelah kunjungan terakhir ke Penang, akhirnya gw mens juga. Mundur lebih dari dua minggu dari prediksi Dokter. Sungguh ya, dengan obat dan teknologi secanggih apa pun, tetap saja hanya Allah yang berkuasa mengatur sistem reproduksi kita. Begitu melihat gw muncul di klinik, Suster Mei dan dr Dev bereaksi sama, "Sudah mens?" hehe.
Di hari ke-2 menstruasi, hasil cek lab menunjukkan hormon estradiol gw sudah turun jauh.
Dr. Dev sudah bisa memberikan obat stimulasi. Berbeda dengan OPU pertama, di mana gw hanya diberikan obat Menopur 375ui (plus Suprefact), kali ini Dokter memberikan obat stimulasi berupa Gonal F 300ui dan Menopur 75ui (plus Suprefact) yang disuntikkan ke sekitar perut setiap hari selama 8 hari.
Dokter menjadwalkan untuk kontrol lagi di tgl 6 Desember untuk melihat perkembangan telurnya. Kali ini gw sudah bisa pulang dari Penang dengan tersenyum kecil. Baru bisa stimulasi aja happy-nya udah setengah mati hehe.
6 Desember 2017: CEK-CEK TELUR
Dari hasil USG, sepertinya perkembangan telur gw gak terlalu bagus. Tidak banyak yang sudah mencapai ukuran minimum. Dr Dev gak mau bilang berapa jumlahnya (then I think it's good to make us not overthink). Dokter menambahkan obat stimulasi Gonal F untuk 2 hari lagi.
Saat ini, gw sudah stay di Penang untuk persiapan OPU.
9 Desember 2017: CEK-CEK TELUR LAGI
Looks good, but still need more Gonal F injection in 2 days to reach optimum follicles sizes and quantities before OPU. Sudah bisa persiapan untuk OPU dalam 3 hari ke depan. Andri's coming to Penang from HongKong for his business trip. Yeay, bismillah :))
10 Desember 2017: OVIDREL INJECTION
Tourist day for me and Andri. Kita main ke Queensbay Mall trus jalan-jalan dan foto-foto seputar Lebuh Pantai - Lebuh Light, George Town. Malamnya, tepat jam 8.30 gw suntik Ovidrel di Emergency Room RS.
11 Desember 2017: INJECTION FREE DAY = TOURIST DAY CONTINUED
H-1 OPU, bebas suntikan apa pun. Tourist day lagi dong hehe. Kami makan siang di Tree Monkey, Batu Ferringhi, trus main-main dan foto-foto bentar di pantai di siang bolong yang super HOT. Yeay, quick beach finally hihi.
Lunch with soothing view.. |
12 Desember 2017: FINALLY, OPU#2 DAY! AND THE SURPRISING NEWS IS....
Seperti biasa, standby di Admission jam 7 pagi sebelum persiapan di Operation Theatre. Puasa dari jam 12 malam, no make up, no wangi-wangian.
Ada sedikit drama pada saat mau menyuntikkan jarum infus. 2 suster yang bertugas kesulitan mencari pembuluh darah gw yang katanya terlalu halus. "Jarang kerja berat," katanya haha. Sampai akhirnya seingat gw dr. Dev sendiri yang menyuntikkan obat bius melalui pergelangan tangan gw (entah gimana caranya, tapi kok nemu ya hehe). Seperti biasa beliau membuat pasiennya merasa nyaman dengan senyumnya yang menenangkan sambil bilang, "Focus on your breath, and relax..."
Lagi-lagi gw berasa seperti di depan guru yoga yang menyuruh gw shavasana pose. Dan gw pun tertidur hehe...
Bangun dan dibawa ke Day Care untuk istirahat sebentar. Suster Lim mengabarkan kalau hari itu Dokter dapat 8 oocytes. Alhamdulillah, sedikit lebih baik daripada OPU bulan September di mana gw dapat 7 oocytes.
Siang itu juga Suster Lim bilang kalau gw bisa Embryo Transfer (ET) dalam 2 hari ke depan karena Dokter melihat saat itu kondisi dinding rahim gw sedang bagus. Ada 3 lining di dinding rahim gw yang bagus untuk tempat penempelan embryo.
WHAT??? LUSA SUDAH BISA ET???
Di waktu kontrol sebelumnya Dokter merencanakan bahwa embryo gw akan di freeze. Frozen ET akan dilakukan di bulan Januari atau Februari, sambil menunggu kondisi rahim gw bagus. Makanya, mendengar Suster Lim bilang gw bisa ET dalam 2 hari ke depan rasanya seperti mimpi.
Tapiiii berhubung ini tidak direncanakan, artinya gw harus extend stay di Penang. Andri tidak bisa menemani gw ET karena sore itu juga dia harus kembali ke Jakarta karena lagi banyak meeting dan cutinya udah abis. Ibu gw juga gak bisa menemani karena paspornya sedang diperpanjang.
Untungnya gw memang belum beli tiket pulang (Ingat ya Sis, jangan beli tiket pp dulu karena suka ada surprise semacam ini hehe). Suster Lim bilang, it's okay kalau proses ET pasien sendiri tanpa ditemani siapa-siapa. Baiklah. Tapi persiapan mental untuk ET dan lanjut 2WW dalam 2 hari? Lagi-lagi perasaan gw campur aduk, antara penuh syukur dan bingung. Dalam pikiran gw saat itu, "Oke, gak papa gw ET sendirian. Kan ada Allah yang nemenin...." Somehow gw merasa siap dan kuat.
Sore itu, Andri pun kembali ke Jakarta. Gw udah boleh kembali ke hotel. Sebelum pulang ke hotel, gw ke Subway untuk beli lunch dengan perasaan gak menentu sambil memastikan bahwa unit apartemen yang gw book available sampai 5 hari ke depan. Alhamdulillah, urusan penginapan beres. Semuanya seperti dipermudah oleh Allah.
Seperti biasa, standby di Admission jam 7 pagi sebelum persiapan di Operation Theatre. Puasa dari jam 12 malam, no make up, no wangi-wangian.
Ada sedikit drama pada saat mau menyuntikkan jarum infus. 2 suster yang bertugas kesulitan mencari pembuluh darah gw yang katanya terlalu halus. "Jarang kerja berat," katanya haha. Sampai akhirnya seingat gw dr. Dev sendiri yang menyuntikkan obat bius melalui pergelangan tangan gw (entah gimana caranya, tapi kok nemu ya hehe). Seperti biasa beliau membuat pasiennya merasa nyaman dengan senyumnya yang menenangkan sambil bilang, "Focus on your breath, and relax..."
Lagi-lagi gw berasa seperti di depan guru yoga yang menyuruh gw shavasana pose. Dan gw pun tertidur hehe...
Bangun dan dibawa ke Day Care untuk istirahat sebentar. Suster Lim mengabarkan kalau hari itu Dokter dapat 8 oocytes. Alhamdulillah, sedikit lebih baik daripada OPU bulan September di mana gw dapat 7 oocytes.
Gara2 paginya gak boleh dandan, jadi touch up dulu abis OPU biar agak segeran hihi |
We're in this, together.... |
WHAT??? LUSA SUDAH BISA ET???
Di waktu kontrol sebelumnya Dokter merencanakan bahwa embryo gw akan di freeze. Frozen ET akan dilakukan di bulan Januari atau Februari, sambil menunggu kondisi rahim gw bagus. Makanya, mendengar Suster Lim bilang gw bisa ET dalam 2 hari ke depan rasanya seperti mimpi.
Tapiiii berhubung ini tidak direncanakan, artinya gw harus extend stay di Penang. Andri tidak bisa menemani gw ET karena sore itu juga dia harus kembali ke Jakarta karena lagi banyak meeting dan cutinya udah abis. Ibu gw juga gak bisa menemani karena paspornya sedang diperpanjang.
Untungnya gw memang belum beli tiket pulang (Ingat ya Sis, jangan beli tiket pp dulu karena suka ada surprise semacam ini hehe). Suster Lim bilang, it's okay kalau proses ET pasien sendiri tanpa ditemani siapa-siapa. Baiklah. Tapi persiapan mental untuk ET dan lanjut 2WW dalam 2 hari? Lagi-lagi perasaan gw campur aduk, antara penuh syukur dan bingung. Dalam pikiran gw saat itu, "Oke, gak papa gw ET sendirian. Kan ada Allah yang nemenin...." Somehow gw merasa siap dan kuat.
Sore itu, Andri pun kembali ke Jakarta. Gw udah boleh kembali ke hotel. Sebelum pulang ke hotel, gw ke Subway untuk beli lunch dengan perasaan gak menentu sambil memastikan bahwa unit apartemen yang gw book available sampai 5 hari ke depan. Alhamdulillah, urusan penginapan beres. Semuanya seperti dipermudah oleh Allah.
13 Desember 2017: PREPARE FOR ET, MOVING TO JELUTONG
Selama persiapan OPU, gw stay di G Inn Hotel, yang lokasinya di seberang RS. Gw suka stay di hotel ini selain karena selain lokasinya dekat dengan RS, bersih, rate-nya cukup murah, dan ukuran kamarnya kecil. Lho kok malah suka? Ya karena most of the days gw sendirian, gak perlu kamar besar hehe. Alias sebenernya gw takut sendirian hihihi.
Sempat juga stay di Vouk Mansion One Apartment selama 2 malam, tapi gak bisa di extend karena udah keburu full-booked. Vouk juga cukup recommended. Serviced apartment gitu, jadi bisa masak dan nyuci juga. Rate-nya tentunya lebih tinggi dibandingkan G Inn.
Hari itu gw memang berencana pindah tempat tinggal ke Straits Garden Condominium di daerah Jelutong yang direferensi oleh Namira, teman sesama pasien IVF yang OPU bareng di bulan September. Rencananya hanya stay 1 malam karena tujuannya untuk cek-cek tempat tinggal selama FET bulan Januari/Februari nanti. Tapi dengan berubahnya rencana ini, gw extend sampai 5 hari dan alhamdulillah available. Padahal unit ini biasanya selalu penuh dan saat itu di Malaysia sedang periode liburan sekolah. Isn't it blessing?
Jadilah ini hari tersibuk di Penang. Check out hotel, trus grocery shopping buat persiapan 2WW. Beli telor, buah, sayur, beberapa bahan makanan yang mungkin gw masak. Beli baju dan celana juga karena stok baju gw udah abis dan belum sempat nyuci.
Sore-sore baru check in di Straits Garden, alhamdulillah unitnya oke. Gak terlalu besar tapi compact banget. Ada kompor, kulkas, dan mesin cuci. YESSS, BISA NYUCI hahaha.
Sempat juga stay di Vouk Mansion One Apartment selama 2 malam, tapi gak bisa di extend karena udah keburu full-booked. Vouk juga cukup recommended. Serviced apartment gitu, jadi bisa masak dan nyuci juga. Rate-nya tentunya lebih tinggi dibandingkan G Inn.
Hari itu gw memang berencana pindah tempat tinggal ke Straits Garden Condominium di daerah Jelutong yang direferensi oleh Namira, teman sesama pasien IVF yang OPU bareng di bulan September. Rencananya hanya stay 1 malam karena tujuannya untuk cek-cek tempat tinggal selama FET bulan Januari/Februari nanti. Tapi dengan berubahnya rencana ini, gw extend sampai 5 hari dan alhamdulillah available. Padahal unit ini biasanya selalu penuh dan saat itu di Malaysia sedang periode liburan sekolah. Isn't it blessing?
Jadilah ini hari tersibuk di Penang. Check out hotel, trus grocery shopping buat persiapan 2WW. Beli telor, buah, sayur, beberapa bahan makanan yang mungkin gw masak. Beli baju dan celana juga karena stok baju gw udah abis dan belum sempat nyuci.
Sore-sore baru check in di Straits Garden, alhamdulillah unitnya oke. Gak terlalu besar tapi compact banget. Ada kompor, kulkas, dan mesin cuci. YESSS, BISA NYUCI hahaha.
View from my bedroom: love it! |
14 Desember 2017: BISMILLAH FOR (UNPLANNED) ET
Hari itu gw dijadwalkan ET di jam 12.30. 2 jam sebelumnya gw sudah sampai di RS. Gak puasa, tapi tetap no make up dan no wangi-wangian. Jangan lupa sarapan dan siapin botol air minum untuk nanti diminum sebelum proses ET.
Kalo datang sendirian sih yang ribet lebih ke soal penitipan barang aja karena gak ada yang bisa dititipin. Jadi kita nitipin barang ke Suster, dan semua barang harus dicek satu-satu. Duit pun harus dihitung lembar demi lembar untuk memastikan gak ada yang hilang. Kalo biasa bawa duit cash buat bayar-bayar treatment agak ribet sih yaa. Tapi demi safety, it's no big deal.
Tiba waktunya gw memasuki Operation Theatre tempat tindakan ET berlangsung. Tidak seperti di Morula juga, suami tidak boleh ikut masuk ke ruang tindakan. Jadi hanya pasien, dokter, embryologist, dan tim medis ruang operasi yang berada di dalam ruangan. Perasaan gw saat itu sudah tak menentu. Antara perut begah menahan pipis dan pasrah. La haula wala quwwata illa billah..
Sebelum Dokter memasukkan embryo ke dalam rahim, embryologist menunjukkan kedua embryo gw yang akan dimasukkan. Grade 5/5 dan 3/5. Gw masih ingat banget bentuk salah satu embryo yang bulatan-bulatannya membelah dengan cantiknya. Subhanallah... from those tiny embryos become baby.... Bismillahirrahmanirrahim...
Tindakan ET tidak menggunakan bius. Sakit? Hmm, lebih ke perasaan gak nyaman karena ada kateter down there dan harus menahan pipis. Prosesnya sekitar 10-15 menit. Setelah itu gw diminta berbaring di Recovery Room selama 2 jam. Kata Suster, hari itu sebisa mungkin lanjut istirahat di penginapan. Besoknya boleh beraktivitas normal tetapi dengan slow pace. Pelan-pelan aja.
Gak lama setelah sampai apartemen, Mba Novi, seorang teman sesama pasien IVF dr. Dev yang sering ketemu di RS menghubungi gw. Unfortunately, Mba Novi ketinggalan pesawat sore itu ke Jakarta karena telat check-in di bandara. Gw menawarkan untuk stay di apartemen, lumayan juga gw ada temennya semalam.
Setelah ngobrol sejenak, Mba Novi ngeliat isi kulkas gw dan bahan makanan yang gw beli kemarin. "Ya ampun kamu kan baru ET, harus makan sehaaat," sambil kemudian ngerebusin telor dan motongin kiwi buat gw. "Udah sini aku beliin makanan di resto di bawah. Kamu gak usah turun," Gak lama, Mba Novi bawain gw nasi salmon butter dari Sushi YA, resto Jepang yang ada di lantai dasar apartemen.
Malam itu sebelum tidur, gw gak habis-habisnya bersyukur. Dapat apartemen yang cukup nyaman, bisa ET dengan lancar hari ini walaupun Andri gak bisa menemani, dan dapat teman yang super baik hati. Allah sent me an angel....
Besoknya Mba Novi pulang ke Jakarta. Sayangnya, IVF beliau belum berhasil:(. Tetap semangat ya Mba...
15-16 Desember 2017: EARLY 2WW IN PENANG
Home rest. Gak bed rest banget karena gw masih jalan untuk cuci piring dan beres-beres dikit. Urusan makanan banyak tertolong sama aplikasi food delivery @Deliver Eat dan Food Panda. Walaupun pilihannya terbatas tapi lumayan bisa delivery Nando's :)
Andri datang ke Penang tgl 16 Desember sore. Malamnya kami dinner di Sushi YA. Gw jalan pelan-pelaaaan banget. Udah kayak penganten hehe.
Hari itu gw dijadwalkan ET di jam 12.30. 2 jam sebelumnya gw sudah sampai di RS. Gak puasa, tapi tetap no make up dan no wangi-wangian. Jangan lupa sarapan dan siapin botol air minum untuk nanti diminum sebelum proses ET.
Kalo datang sendirian sih yang ribet lebih ke soal penitipan barang aja karena gak ada yang bisa dititipin. Jadi kita nitipin barang ke Suster, dan semua barang harus dicek satu-satu. Duit pun harus dihitung lembar demi lembar untuk memastikan gak ada yang hilang. Kalo biasa bawa duit cash buat bayar-bayar treatment agak ribet sih yaa. Tapi demi safety, it's no big deal.
Tiba waktunya gw memasuki Operation Theatre tempat tindakan ET berlangsung. Tidak seperti di Morula juga, suami tidak boleh ikut masuk ke ruang tindakan. Jadi hanya pasien, dokter, embryologist, dan tim medis ruang operasi yang berada di dalam ruangan. Perasaan gw saat itu sudah tak menentu. Antara perut begah menahan pipis dan pasrah. La haula wala quwwata illa billah..
Sebelum Dokter memasukkan embryo ke dalam rahim, embryologist menunjukkan kedua embryo gw yang akan dimasukkan. Grade 5/5 dan 3/5. Gw masih ingat banget bentuk salah satu embryo yang bulatan-bulatannya membelah dengan cantiknya. Subhanallah... from those tiny embryos become baby.... Bismillahirrahmanirrahim...
Tindakan ET tidak menggunakan bius. Sakit? Hmm, lebih ke perasaan gak nyaman karena ada kateter down there dan harus menahan pipis. Prosesnya sekitar 10-15 menit. Setelah itu gw diminta berbaring di Recovery Room selama 2 jam. Kata Suster, hari itu sebisa mungkin lanjut istirahat di penginapan. Besoknya boleh beraktivitas normal tetapi dengan slow pace. Pelan-pelan aja.
Gak lama setelah sampai apartemen, Mba Novi, seorang teman sesama pasien IVF dr. Dev yang sering ketemu di RS menghubungi gw. Unfortunately, Mba Novi ketinggalan pesawat sore itu ke Jakarta karena telat check-in di bandara. Gw menawarkan untuk stay di apartemen, lumayan juga gw ada temennya semalam.
Setelah ngobrol sejenak, Mba Novi ngeliat isi kulkas gw dan bahan makanan yang gw beli kemarin. "Ya ampun kamu kan baru ET, harus makan sehaaat," sambil kemudian ngerebusin telor dan motongin kiwi buat gw. "Udah sini aku beliin makanan di resto di bawah. Kamu gak usah turun," Gak lama, Mba Novi bawain gw nasi salmon butter dari Sushi YA, resto Jepang yang ada di lantai dasar apartemen.
Malam itu sebelum tidur, gw gak habis-habisnya bersyukur. Dapat apartemen yang cukup nyaman, bisa ET dengan lancar hari ini walaupun Andri gak bisa menemani, dan dapat teman yang super baik hati. Allah sent me an angel....
Besoknya Mba Novi pulang ke Jakarta. Sayangnya, IVF beliau belum berhasil:(. Tetap semangat ya Mba...
15-16 Desember 2017: EARLY 2WW IN PENANG
Home rest. Gak bed rest banget karena gw masih jalan untuk cuci piring dan beres-beres dikit. Urusan makanan banyak tertolong sama aplikasi food delivery @Deliver Eat dan Food Panda. Walaupun pilihannya terbatas tapi lumayan bisa delivery Nando's :)
Andri datang ke Penang tgl 16 Desember sore. Malamnya kami dinner di Sushi YA. Gw jalan pelan-pelaaaan banget. Udah kayak penganten hehe.
17 Desember 2017: BACK TO JKT FOR 2-Weeks-Wait (2WW)
Sejak awal gw memang sudah memutuskan untuk 2WW di rumah karena lebih nyaman. Dokter pun mengizinkan. Sebelum ke bandara, gw dan Andri ke RS untuk suntikan Pregnyl. Kami pun pulang ke Jakarta dengan segambreng obat. Ada Duphaston, Utrogestan, dan Folic Acid yang harus dikonsumsi setiap hari selama 2WW.
Untuk mengurangi gerakan, gw sudah naik kursi roda sejak di bandara Penang hingga pick-up area penjemputan bandara Soekarno-Hatta. Enak juga sih, jadi dapat priority seat di pesawat dan gak perlu pegel berdiri pada saat boarding.
Finally, I'm home.. Dijemput sama Bapak, Ibu, dan adik-adik gw plus si kicik Andra. Bismillah for this 2WW.. We've done our best, let Allah do the rest...
To be continued :)
Untuk mengurangi gerakan, gw sudah naik kursi roda sejak di bandara Penang hingga pick-up area penjemputan bandara Soekarno-Hatta. Enak juga sih, jadi dapat priority seat di pesawat dan gak perlu pegel berdiri pada saat boarding.
Wefie dari kursi roda hihi |
To be continued :)