One of My 2019 Highlight

by - 12:48 PM


Halo… Assalamualaikum… Tiba-tiba udah 2020 dan gw seperti menghilang dari blog ini. Kemana sajakah diriku? Gak kemana-mana sih, tapi most likely emang sekarang lebih banyak scrolling feed IG alias Instagram. Karena gak dipungkiri, blog semakin sepi dan Instagram semakin ramai. Gw merasa lebih ‘banyak teman’ di Instagram. Walaupun gak sedikit yang statusnya teman online -- kenalannya pun lewat Instagram -- tapi rasanya lebih interaktif. 

Padahal kalau dilihat lewat applikasi Best Nine, postingan gw tahun 2019 di Instagram lebih sedikit dibandingkan tahun 2018. Apakah gw mulai mengurangi interaksi dengan dunia maya?

Bisa jadi. Karena salah satu highlight gw di tahun 2019 kemarin adalah… memutuskan untuk kembali bekerja kantoran, setelah setahun lebih resign. Bekerja hampir full time -- karena gw punya privilege flexi time yang bisa gw ambil jika memang dibutuhkan -- otomatis membuat waktu, energi, dan pikiran gw tersita. Belum lagi sekarang ada Una, yang tiap gw pulang kantor selalu menyambut dengan senyuman dan pekikan lucunya sambil setengah berlari memeluk gw. Emang bener ya kata orang, kalo abis capek kerja trus ketemu anak tuh rasanya ilang capeknya (sesaat :D).

Buat gw, back to work, bukan sekadar back to work. Because I’m back to work as a newly person; a newly mother who works. A newly nursing mother, to be precise. Banyak banget adjustment yang gw hadapi di saat kembali bekerja. Mulai dari knowledge gap (apalagi digital world knowledge, so maaany things to catch up), adaptasi dengan lingkungan kantor baru yang mayoritas terdiri dari high rated millenials dari beberapa FMCG, hingga yang paling berat adalah meninggalkan Una minimal 8 jam sehari dan dealing with breastfeeding time.

Gak sedikit yang mempertanyakan keputusan gw untuk kembali bekerja. Apalagi yang mengetahui gimana perjuangan gw dan Andri untuk mendapatkan Una selama lebih dari tujuh tahun berusaha hamil. Banyak yang menyayangkan. Saat gw posting di IG Story tentang first day back to office, gw menerima banyak sekali DM. Rata-rata berkomentar kaget kalau gw kembali bekerja. Tentunya komentar-komentar itu sempat membuat gw baper, merasa bahwa gw adalah Ibu yang egois. But I have my own calculated risk; emotionally, physically, and financially. Selama Andri support (walopun ada terms and condition nya), gw mantap untuk kembali bekerja.

Ada beberapa hal yang membuat gw kembali bekerja:

Bekerja bersama mantan atasan
Tawaran pekerjaan ini gw terima dari eks atasan di kantor lama. Di industri yang sama, kategori yang berbeda. Lokasi dan waktu tempuh kantor pun cukup ideal. Walaupun pekerjaannya tidak persis sama, tetapi pelan-pelan gw bisa beradaptasi. Setidaknya proses adjustment gw gak dari nol karena gw bekerja dengan orang yang sudah gw kenal gaya kerjanya.

Una di rumah bersama orang yang gw kenal cukup lama
Bisa dibilang, ini salah satu hal yang memantapkan gw, karena Arna, ART lama yang sudah kerja di rumah sejak gw bolak-balik Penang, mau kembali bekerja di rumah untuk memegang Una. Walaupun bukan babysitter, tapi dia mau belajar dan selama gw kenal dia cukup jujur. Tentu saja setiap hari gw selalu berdoa supaya Allah selalu melindungi dan menjaga kami.

Una bisa dan mau minum dari botol dot
Sejak awal kembali bekerja, gw bertekad untuk tetap memberikan ASI untuk Una. Hal ini membuat gw harus pumping 3-4x selama di luar rumah. Memang ada idealisme lain yang harus gw kompromikan, salah satunya adalah menggunakan botol dot untuk Una minum ASIP. Sebelumnya gw berpikir Una gak boleh minum dari botol dot untuk menghindari bingung puting dan menjaga supply ASI gw tetap lancar. Tapi karena dengan botol dot membantu Una tidur lebih cepat, gw akhirnya cukup nyaman dengan pilihan ini. Gw pakai beberapa merek botol, salah satunya Philips Avent, botol dot yang pertama kali Una coba saat ia newborn. Alhamdulillah sampai sekarang Una gak bingung puting dan lulus ASI ekslusif hingga 1 tahun.

Hingga saat ini, gw masih berusaha untuk pumping setiap hari karena gw masih ingin menyusui hingga Una berusia 2 tahun. Urusan pumping dan perbotolan ini memang lumayan ribet dan bikin ekstra bawaan setiap hari. Tapi ini konsekuensi atas pilihan yang harus gw jalani. It’s a new normal, yang gw yakin akan gw rindukan nanti

Banyak yang sudah berubah sejak Una lahir; rumah yang selalu ramai dengan ocehan Una, kegiatan harian gw dan Andri, dan pikiran gw tentunya selalu put Una’s first of everything else. Tapi satu yang gak berubah adalah Sleek Baby. Sejak Una masih di dalam perut, gw sudah menggunakan Sleek Baby untuk mencuci baju-baju Una dan perlengkapan bayi lain. 


Sampai sekarang, urusan cuci mencuci botol dot dan botol pumping pun masih menggunakan Sleek Baby Pembersih Botol dengan 8 Proteksi. Gw percaya Sleek Baby Pembersih Botol merupakan produk bayi yang aman karena mengandung 8 Proteksi sebagai pilihan terbaik untuk si Kecil. Di antaranya Food Grade dan Natural Anti Bacterial, yaitu Bahan alami yang mampu membasmi kotoran dan kuman secara maksimal pada perlengkapan si Kecil termasuk botol susunya.

Alhamdulillah sejak Una menggunakan botol dot tidak pernah ada masalah dengan pencernaannya akibat proses pencucian yang tidak bersih. Semoga gak pernah kejadian ya! Semoga anak-anak dan keluarga kita semua selalu sehat juga yaa :) 

Bersama Melindungi tercipta atas kerjasama Sleek Baby Bersama Philip Avent dan Shopee

#SleekBaby #BersamaMelindungi #SleekBabyAlamiMelindungi #SleekBaby8Protection #1000HariPertama  #PerlengkapanBayi #ProdukBayi #BayiBaruLahir #PembersihBotol 

You May Also Like

0 komentar