NZ Trip D4: Christchurch, feels like Antarctic & others
Note: Cerita sebelumnya tentang Auckland, ada di sini yaa..
Hari yang paling ditunggu-tunggu datang juga.... Siang ini, kita akan terbang ke Christchurch, kota pertama di South Island New Zealand!!
Yesss, highlight dari NZ Trip ini adalah South Island Roadtrip. Wilayah NZ terbagi atas 2 pulau besar: North & South Island. Auckland dan ibukota NZ, Wellington, terletak di North Island. Dari referensi yang gw baca, hampir semua bilang kalo view South Island NZ lebih cantik daripada North Island. Dan mengingat tujuan utama dari trip ini adalah menikmati view alam, kami lebih banyak menghabiskan waktu di South Island. Gw sendiri sangat gak sabar untuk mengunjungi South Island....
Di South Island ada beberapa kota besar selain Christchurch, di antaranya Dunedin dan Queenstown. Kita memulai roadtrip dari Christchurch, yang merupakan kota terbesar di South Island. Perjalanan Auckland - Christchurch sekitar 1 jam 25 menit. Kita terbang dengan maskapai budget andalan, JetStar.
Begitu mendarat di Christchurch sekitar jam 2 siang, kami disambut langit biru cerah. Matahari bersinar cukup terik. Panas booo. Suhu sekitar 24 derajat Celcius. Beres urusan bagasi, kita jalan agak jauh ke pick-up point di luar airport. Bersama beberapa turis, di situ kita menunggu dijemput team dari Apex, perusahaan rental mobil yang kita sewa.
PANAS yee! Biar muka gak meleleh, kita tutupin ajee |
Our car for 7 days.... |
Kisaran biaya sewa mobil Corolla Hatchback selama 7 hari sekitar 542 NZD*. Itu sudah termasuk all-risk insurance dan bensin full-tank yang harus dipenuhi kembali ketika kita balikin mobil. Kita gak nyewa GPS lagi karena Andri udah download New Zealand map di handphone. Itu juga best decision karena Google Maps sangat bisa diandalkan, padahal beberapa kali kita melewati daerah yang blank spot alias ga ada sinyal blas.
Dari sebelum nyampe Christchurch, udah mulai googling apa yang seru di kota ini. Dari rekomendasi +TripAdvisor , ada satu tempat yang sangat menarik perhatian Andri : International Antarctic Centre, yang kebetulan gak jauh letaknya dari bandara Christchurch. Honestly gw kurang tertarik, tapi demi suami yang kayanya pengen banget, yuk deh. Jadilah our 1st visit di Christchurch adalah...
Dari namanya aja, kebayang banget dong ya kalo tempat ini adalah semacam Antartika mini. Jadi di sini kita bisa tau dan ngerasain living life in Antartica, Kutub Selatan. Detailnya bisa baca di sini ya. Maaf gw kurang deskriptif dalam hal ini hehe. Tiket masuknya sekitar 45-60 NZD per orang.
Trus ngapain aja?
Dengan tiket 45 NZD, kita bisa:
- Liat replika suasana Antartika (rumah es, penguin, salju & ujan salju)
- Liat penguin dikasih makan salmon yang diimpor khusus dari Belanda
- Liat (simulasi) aurora yang cantik (I wish someday bisa liat yang benerannya yaa, aamiin!)
- Ngerasain (simulasi) badai di Antartika yang anginnya super kenceng dan super duper dingin ==> The best part! (5/5)
Masuk ke venue ini, kita dipinjemin coat tebal dan sepatu boot karet.
Hepi bener ekspresinya liat tetesan salju boongan haha |
As long as you hepi, bebi... |
Sumpah itu dinginnya super duper dingin... Minus 8 derajat Celcius ajaa... |
Kalo dengan tiket 60 NZD, selain bisa ngerasain semua venue di atas, bisa juga:
- Naik Hagglund Ride, kendaraan yang biasa dipake orang-orang di Antartika. Diajak muter-muter di track yang dibuat semirip mungkin dengan kontur tanah di Antartika yang berbukit-bukit, terjal, dan gak ada ratanya sama sekali. Which is menurut gw ini...zzzz zzz.. Lebih seru Merapi Jeep Lava Tour BANGET deh, seriously!
- Nonton 4D show kehidupan di Antartika yang suasananya bener-bener seperti di dunia lain (this is good: 4/5)
Ini lhooo, Hagglund Ride... Pic taken from here |
Verdict?
Overprice untuk ticket yang 60 NZD.
Tapi demi suami hepi, it becomes priceless :) (ciyeehh haha)
Eh tapi menurut gw tempat ini sangat kids-friendly. Selain dapat banyak ilmu pengetahuan, anak-anak pasti hepi explore dan saat ngerasain salju/badai. Gw aja hepi hehe.
Keluar dari Antarctic Centre, sekitar jam 5 sore. Kita mulai memasuki kota Christchurch dan... I'm in looove! Suasana kota kecil, rumah-rumah cantik di kanan-kiri jalan, mobil di jalan terasa lebih banyak daripada yang gw lihat di Auckland. Gak banyak bangunan modern. Arsitektur bangunannya banyak bergaya Inggris. Yang menyenangkan, di jantung kota ada taman super luas, Hagley Park, yang membuat kota ini begitu teduh. Ada pula view bukit dan pantai di sisi lain kota Christchurch yang sayangnya gak sempat kita jelajahi sore itu.
Sisa-sisa gempa kota Christchurch (terakhir di tahun 2011) gak banyak terlihat. Sore itu mulai berasa lapar. Kita menuju Re:Start Mall buat cari tempat makan. Tapi alangkah sedihnya begitu sampai Re:Start Mall kita lihat toko-toko udah pada tutup, padahal belum jam 6 sore. Langit pun masih super terang :(. Cuma ada souvenir shop yang masih buka.
Akhirnya kita ke Countdown Hypermarket dengan harapan ada food stall semacam Giant Fried Chicken di Giant Bintaro gitu. Tapi lagi-lagi schedi hatiku karena cuma ada lorong belanja di sana. Jadilah cuma jajan roti-roti, snacks, dan air mineral. Lihat ada Burger King di sebelah Countdown, tanpa pikir panjang langsung masuk dan makan burger macam orang kelaparan.
Kalo supermarket bukanya ampe malem... Image from here |
Beres makan, kita menuju daerah Riccarton, tempat Kauri Motel, motel tempat kita menginap malam ini.
Malam ini malam Minggu. Abis beres-beres bentar, kita pengen keluar. Sepanjang jalan Riccarton, terdapat banyak motel cantik, coffee shops, toko-toko kecil, dan tempat makan. Suasana jalanan di malam Minggu ini begitu.... sepi! Jumlah mobil yang lewat bisa dihitung. Kebanyakan mobil anak muda dengan musik keras dan kaca mobil dibuka. Di mana-mana abege sama aja ya tingkahnya hehe.
Nemu Mall: Westfield Riccarton
Sepanjang jalan kaki menyusuri jalan Riccarton, hampir semua toko udah tutup. Begitu mau balik ke motel, Andri melihat ada bangunan yang lampunya masih nyala terang. Saking pengennya cari keramaian, kita penasaran masuk ke gedung itu yang ternyata adalah..... pintu belakang mall Westfield Riccarton! Yeay senengnya liat ada mall masih buka jam segitu di NZ haha.
Seperti layaknya mall di Jakarta, Westfield terdiri dari department store, tempat makan, kafe, dan bioskop. Mungkin semacam Bintaro Exchange Mall kali ya. Banyak abege nongkrong. Ada Starbucks juga. Oiya, selama nemu beberapa Starbucks di NZ, kita ga pernah nemu tumbler nama kota di NZ loh. Yang ada malah tumbler tema sakura yang di Jakarta pun emang lagi banyak.
Lumayan deh malam itu lihat keriaan malam Minggu dan abege kota Christchurch yang dandanannya gak lebih keren daripada dandanan abege Jakarta di PIM hihi. Btw maaf yaa gak banyak pic karena gw agak kelelahan hari itu.
Oiya, did I mention that Kiwis (that's how NZ people call themselves : Kiwi) are soooo friendly? Beneran loh, selama di NZ hampir gak pernah dijutekin orang. Tiap masuk toko, walopun cuma liat-liat, pasti disapa dengan super ramah dan terlihat tulus. Tiap mau bayar, mereka pasti senyum dan menyapa, "Hello, how are you?". Sama sih ya sama mas/mbak kasir Indomaret, tapi beneran deh mereka ramah-ramah banget dibandingin orang-orang yang pernah gw dan Andri temui di beberapa negara lain.
Mungkin mereka jarang ketemu orang kali ya, secara negaranya sepi... Jadi hepi kalo ketemu orang...
Malam itu, kami mulai berasa pentingnya heater. Karena suhu Christchurch di malam hari bisa 11-13an derajat Celcius. Suhu di South Island memang lebih dingin daripada di North Island, karena letaknya lebih jauh dengan garis khatulistiwa.
Keesokan harinya, ada plan 'morning run in Christchurch Botanic Garden' di itinerary gw. Apakah kejadian? Tunggu yaa ceritanyaa hehe
*1 NZD sekitar Rp 9,800
0 komentar