NZ Trip D8 #2 : Sore di Queenstown dan Lake Wakatipu
Cek-cek draft postingan, baru inget kalo serial #NZtrip baru sampai di hari ke-8 part 1. Semoga bisa selesai semua sampai hari terakhir, for the sake of my own memory.
Cerita #NZtrip sebelumnya tentang betapa gw bersyukur bisa menyaksikan kecantikan Mount Cook National Park di depan mata bisa dibaca di sini yaa.
Atau klik ke sini untuk quick itinerary of our NZ Trip..
***
Queenstown, adalah salah satu must-visit dalam itinerary NZ Trip gw. Dari semua referensi yang gw baca, it’s never enough of Queenstown. Kota yang tergolong besar di South Island ini terletak di sekitar Lake Wakatipu yang luar biasa cantik. Queenstown konon lebih ramai dan hidup di saat musim dingin karena turis yang ke sini biasanya untuk main ski atau aktivitas salju lainnya.
Sore itu, setelah menempuh hampir 3 jam perjalanan dari Lake Pukaki dan dimanjakan oleh view perbukitan dan sungai plus langit biru cerah, kita memasuki kota Queenstown.
My first impression: this small town is sooooo beautiful! Kontur tanahnya berbukit dan terlihat banyak rumah yang view-nya menghadap Lake Wakatipu. #goals banget deh. Kerja apa ya biar bisa punya rumah di situ haha
Queenstown Mall
Berhubung masih sore dan langit masih terang, kita langsung meluncur ke Queenstown Mall, salah satu top places di kota ini. And I’m instantly in love with this place. Konsep Queenstown Mall merupakan pertokoan terbuka alias outdoor mall yang terletak di pinggir Lake Wakatipu. I think that explains why this mall is so easy to love.
Sore itu pun begitu cerah. Sehabis take away hot latte Starbucks, kita cuma berjalan-jalan aja menikmati sore. Keluar-masuk toko buat cuci mata. Entah kenapa selama di NZ sama sekali gak niat belanja. Padahal banyak organic and natural skincare originally made in NZ dan sportswear lucu-lucu (ada Lululemon!). Tapi gw selalu inget di rumah masih ada skincare belum abis dan baju olahraga yang belum di abuse alias jarang dipake hehe.
Btw banyak souvenir shop di sini, dan harganya relatif reasonable (daripada yang sebelumnya gw lihat di Wanaka). Jadi kalo mau beli souvenir, mending di sini aja. Rata-rata pemiliknya orang Asia. Mulai dari aneka merek madu Manuka, boneka burung kiwi aneka ukuran, aneka body care, hiasan rumah, apalagi gantungan kunci atau magnet kulkas mah banyaaak.
Trus sempet ketemu juga sama David Naif dan istrinya di sini, mereka lagi mau foto-foto. Pengen sok kenal nyapa, “Eh situ mas David Naif ya?” tapi Andri gamau. Ah kurang asik ya doi haha.
Our Queenstown Airbnb
Sore itu langit masih cukup terang saat kami check-in ke airbnb di daerah Avalon Crescent. Daerah pemukimannya berbukit-bukit cukup tinggi. Cuaca sudah mulai dingin. Gak kebayang sih, ini baru late summer/early autumn. Gimana dinginnya kalo udah beneran autumn atau winter ya.
Proses check-in juga cukup smooth. Kita sempet ngobrol sama the host, Teresa, yang kerja di outdoor activities provider company. Tiap hari Teresa ke kantor naik sepeda karena memang jaraknya gak jauh. Pulang kantor sempat yoga. Whatta life. Sementara gw cerita tentang lyfe as commuter di Jakarta, pergi pagi banget – pulang malem.
Teresa juga cerita tentang buruknya transportasi umum di NZ, khususnya Queenstown and that’s why kiwis attached with their car.
Gw gak bakal terlalu banyak review airbnb nya karena honestly gak sebagus yang kami tinggali di Wanaka. Ukuran kamarnya oke sih, tapi cahaya lampunya kuning agak bikin sakit mata, dan… gak ada cermin hehe. Trus posisi kamar mandi yang musti ke luar kamar dulu agak ganggu karena agak ribet kalo malem-malem pengen pipis atau wudhu buat sholat Subuh. Bukan apa-apa, dingiiiinnya itu sungguh menusuk. Learningnya, benar-benar baca dengan detail setiap review satu per satu di airbnb ya. Soal letak kamar mandi ini padahal udah sempat diulas oleh salah satu eks tamu Teresa di review airbnb, tapi gak terlalu gw permasalahkan pada saat booking.
Alhamdulillah, at least mimpi buat ‘punya’ rumah dengan view Lake Wakatipu sempat terwujud walopun semenit dua menit hehe…
Yang jelas sih, malam itu kita tidur dengan kedinginan. Kayaknya heaternya kurang mempan deh. Tapi gak sabar buat perjalanan besok menuju Te Anau!
0 komentar