Skincare during TTC program: The Bath Box

by - 9:40 AM

Dari awal tahun ini, gw memang berniat untuk mencari beauty products yang lebih 'alami'. Alasannya karena ngerasa lebih safe aja pakai produk yang lebih sedikit kandungan zat kimianya. Although maybe it's just perception but I think it's kinda make sense. Jadilah udah mulai browsing dan ngincer beberapa produk skincare dan make up yang mengklaim produknya natural dan organik. Salah satunya The Bath Box ini. 

Ada beberapa produk yang gw cobain:

Body butter Midnight 
Description: 
Made with 20% shea butter, helps to moisturize intensely, leaving skin nourished. Enriched with argan oil, evening primerose oil, oatmeal, real honey, acai berry, and vanilla extract to soften & comfort the skin without leaving a greasy film. The vitamin E and fatty acids in argan oil and evening primrose oil are excellent for repairing damaged skin. It leaves behind a sweet and captivating scent reminiscent of vanilla, ylang-ylang, and sandalwood.

Selama program IVF kemarin, gw sudah berniat untuk mengurangi pemakaian skincare. Terutama selama 2 weeks-wait (2WW), setiap habis mandi, gw gak pake deodorant dan body lotion seperti biasa. Biarin deh bau acem juga, toh di rumah aja hehe. Sesekali aja pake body butter Midnight ini kalo kulit lagi berasa kering banget.

Nah untuk kulit yang kering banget, body butter ini cocok banget karena teksturnya yang rich. Lebih kental daripada tekstur body butter The Body Shop -kalo sudah pernah coba-. Gw pribadi kurang suka karena berasa agak lengket. Apalagi kalo seharian ada di ruangan yang gak ber-AC, di mana kalo di Bintaro itu sekitar jam 10 udah mulai berasa keringetan.  Huft. Tapi kalo seharian di ruangan ber-AC sih mungkin cocok banget karena bikin lembab seharian.

Dengan klaim wangi: With scent of vanilla, ylang-ylang, and sandalwood, gw juga kurang suka karena menurut gw terlalu manis. Pada dasarnya gw memang pecinta aroma fresh daripada aroma manis sih, jadi ini soal selera aja.

Repurchase? No. But maybe I would purchase another variant. Ocha sounds good.


Liquid Soap Ocha
Description: 
Our green tea liquid soap is totally different from other green tea liquid soaps in the market. We made it with real, fresh brewed green tea, not an extract. Green tea is rich in powerful antioxidant and polyphenols to help you get rid of acne bacteria. It restores elasticity to your skin and is also good for cellular health. Scented with green tea fragrance, smells like the aroma of warm steeping green tea leaves. So refreshing!

Dan bener sih, liquid soap ini memang beda. Teksturnya sangat cair, beda dengan liquid soap yang sering gw pakai. Warnanya hitam, dan busanya sedikit (which is good actually) ketika diusapkan ke tubuh. Tapi begitu dibilas, rasanya pas aja. Gak terlalu keset atau terlalu lembab.

Yang paling gw suka sih wanginya seger banget! Sayangnya kurang bertahan lama. Mungkin memang harus dilanjutkan dengan pemakaian body butter Ocha juga yah, supaya bertahan lebih lama. And I think I will do that.

Repurchase? YES.

Image from lazada

Facial oil I'm Maxie
Btw why today can't I find the descriptions and the product knowledge in the website? Is it already discontinue? Well, let's continue the quick review.

Nah untuk urusan skincare wajah, selama 2WW kemarin gw benar-benar polosan. Kadang-kadang pagi cuma bersihin pakai micellar water Bioderma Sensibio trus disemprot Avene  Thermal spring water biar agak lembab. Tapi sering juga gak pake apa-apa. 3-4 hari sekali baru pakai facial oil I'm Maxie ini. Dan anehnya, kulit wajah gw justru berasa sehat banget. Cukup lembab, gak bruntusan atau kering. 

Gw juga kagum sendiri sih, gak pake apa-apa kok malah lebih bagus yah. Tapi mungkin ada faktor gaya hidup juga sih. Selama 2WW itu, gw kan (super) banyak istirahat alias tidur-tiduran melulu, makan sehat, banyak minum air putih, tiap pagi minum air hangat campur madu+lemon, dan tiap malam minum just wortel+tomat+apel. Plus faktor obat dan hormon yang lagi di-boost abis-abisan juga kali ya. Pokoknya gw seneng banget sama kulit wajah gw saat itu.

Balik lagi ke facial oil I'm Maxie ini ya. This is my first facial oil, jadi aku gak punya perbandingan. Teksturnya gak terlalu kental seperti virgin coconut oil, cukup light tetapi terkesan rich dan oily. Jadi gak berasa berat. Sebelum mengaplikasikan ke wajah, biasanya gw semprot dulu wajah dengan Avene, kemudian gw drop 2-3 tetes I'm Maxie ke telapak tangan kiri, disatukan dengan tangan kanan supaya merata, baru diaplikasikan ke wajah sambil dipijat-pijat sampai meresap.

Buat kulit wajah gw yang kering, rasanya tentu bahagia karena berasa seperti tanah yang 'dipupuk' sama I'm Maxie ini supaya subur. Tapi menurut gw masih I'm Maxie cukup meninggalkan rasa berminyak, jadi gak bisa langsung lanjut ke tahapan skincare berikutnya (in case mau dijadikan pengganti moisturizer). Tunggu beberapa menit dulu sampai dia benar-benar meresap. Maka dari itu, gw pakai I'm Maxie kalau lagi di rumah aja dan gak berencana pakai make up. Atau sekarang gw pakai I'm Maxie sebagai skincare pamungkas sebelum tidur.

Yang gw suka adalah wanginya yang gak terlalu kuat, jadi kalo malem Andri gak berasa keganggu sama wanginya hihi.

Repurchase? I think I'm interested in purchasing the sister, Elemi



Semoga bermanfaat yaa review tak berbayar ini. Sekian dan terima endorse. Loh, kok ngarep hihihi

You May Also Like

0 komentar