NZ Trip D7 #2 : Dreamy Lindis Pass, Salmon Sashimi in Lake Pukaki, and Lake Tekapo
Cerita sebelumnya tentang charming Wanaka ada di sini yaa..
Atau klik ke sini untuk quick itinerary our NZ Trip..
Seperti gw ungkapkan di sini juga, tujuan utama kami ke NZ adalah untuk menikmati view alam. View alam yang sebisa mungkin gak bisa ditemui di Indonesia. Kalau view pantai, gw yakin pantai Indonesia gak kalah cantik. Makanya gak cuma kita para turis domestik, turis bule pun demen banget beach hopping atau island hopping di Indonesia.
Kalo di NZ, selain lihat view gletser, fyord, sumber geothermal, yang wajib lihat tentunya adalah... danau. Iseng-iseng gw browsing di wikipedia, ternyata jumlah danau di NZ sampai ribuan (termasuk danau buatan kecil-kecil). Sementara di Indonesia jumlah danau gak sampai 100 (termasuk waduk buatan).
Kondisi geografis NZ yang juga banyak dilimpahi gunung berapi dan posisinya yang berada dekat dengan Kutub Selatan menjadikan banyak danau yang terbentuk dari kawah gunung berapi atau dari lelehan gletser. Walopun begitu, lucunya ternyata luas Danau Toba (1130 km2) yang merupakan danau terluas di Indonesia hampir 2 kali luas Danau Taupo (616 km2), yang merupakan danau terluas di NZ. Lah kok jadi belajar geografi hehe.
Makanya gak heran kalo kita berasa sering banget wisata danau alias lake hopping selama di NZ. Dan viewnya beda-beda loh.
Selama perjalanan dari Wanaka menuju Lake Tekapo, kita melalui beberapa scenic lookout, seperti..
Lindis Pass
Begitu melewati Lindis Pass, gw baru ngeh, "Oh ini tohh gundukan coklat kuning yang keliatan dari view jendela pesawat pas mau landing di Christchurch,"... (sayangnya gak gw foto).
Lindis Pass ini wilayah perbukitan berwarna coklat kekuningan yang kalo di foto ini keliatannya gak menarik macam gurun gersang. Tapi percaya deh, begitu melintasi wilayah ini, yang ada cuma terbengong-bengong liat kanan-kiri. Semacam bukit liar berserakan dengan berbagai ukuran. Katanya best time di sini kalo musim dingin karena wilayah ini bakal keliatan warna putih semua tertutup salju. Ah pasti cantik dan magical banget.
Gak kebayang kalo..... ilang di tengah-tengah bukit sono.
Entah ketemu apa enggak. Amit-amit yaah.
|
Itu yah, suhu 14 derajat Andri masih pake polo shirt pendek...
Kelar foto doi langsung ngibrit ke mobil gara2 kedinginan
|
Ini view Lindis Pass di musim dingin yang tertutup salju. Image taken from here |
Setelah melewati Lindis Pass selama sekitar 40-an menit, kita melewati wilayah Omarama sambil isi bensin. Di sana nemu cafe latte enak banget di minimarket semacam Circle K dekat pom bensin.
Kupi sore dulu...
Hampir semua kopi (cafe latte) harganya sama: 3.5 - 4 NZD
|
Jadi yah, kalo nyetir pake Google Maps itu kan keliatan posisi kita di mana. Keliatan kalo kita lagi di deket pantai, di tengah2 gunung, atau di depan sana bakal ada danau. Hampir tiap Andri liat di Google Maps kalau kita mau lewat danau, Andri pasti langsung bilang, "Kita bentar lagi lewat danau lagi nihh..." Secara di Bintaro jarang banget yaaa liat danau hehe.
Dan kita melewati.....
Lake Pukaki
Is that you, Lupin? |
Dari kebanyakan blog tentang NZ travel yang gw baca, tiap kali mereka lewat Lake Pukaki, kegiatan wajib yang dilakukan selain photo stop adalah.... makan salmon sashimi! Sounds random sih ya. Tapi ternyata di sekitar Southern Alps yang kita lintasi itu memang ada peternakan salmon. 1 pack salmon 100gr harga normal 10 NZD, diskon 50% jadi 5 NZD (sekitar Rp 50 ribu). Mungkin karena pas kita ke sana udah sore ya jadi dapet diskon.
Jadilah kita juga ikutan beli dan duduk di pinggir danau sambil makan salmon sashimi...
Dengan background rang orang yang selfie |
Bucket list centang-ed! Makan salmon sashimi di pinggir Lake Pukaki memang berbeze... |
Rasanya memang fresh sih, sama sekali gak berbau dan teksturnya kenyal. Gw bukan pecinta sashimi, tapi pas makan salmon itu tanpa bumbu/saus apa pun udah enak.
Perjalanan pun berlanjut. Jarak Lake Pukaki ke Lake Tekapo sekitar 62 km, ditempuh selama 45 menit.
Lake Tekapo
Sore itu, cuaca masih mendung berangin ketika kami memasuki wilayah Tekapo. Too excited, Andri nyetir perlahan mengikuti Google Maps menuju ke arah Lake Tekapo sampai akhirnya kami mendekati dan parkir di dekat Lake Tekapo.
Sejujur-jujurnya, gw agak kecewa dengan view yang gw lihat di depan mata. Kok gak sekece di foto-foto ya.
Should be: purple lupin & blue sky.
Reality: brown-yellowish & grey sky.
Lake Tekapo is beyond my expectation :(.
Mungkin karena cuaca sendu dan musim nanggung (late summer - early autumn), kita ga bisa lihat bunga lupin bermekaran vs langit biru. Hiks.
Should be: purple lupin & blue sky.
Reality: brown-yellowish & grey sky.
Lake Tekapo is beyond my expectation :(.
Mungkin karena cuaca sendu dan musim nanggung (late summer - early autumn), kita ga bisa lihat bunga lupin bermekaran vs langit biru. Hiks.
MANAAAA VIEW INI? DI MANAAA huhuhu (ya kali salah sendiri ke sana gak pas musim semi/panas) Image from here |
Ya udah lah ya. Remember this magic words which never failed: hope for the best, prepare for the worst
Gak jauh dari Lake Tekapo, ada satu spot foto yang cukup iconic bagi traveler di NZ, yaitu...
Gereja ini sebenarnya kecil. Tapi design bangunan dan posisinya yang di tepi Lake Tekapo membuatnya begitu iconic dan menjadikan foto-foto view Lake Tekapo berbeda dengan view foto di danau lain.
Eits ada yang kebawa lagi pose hihi |
Gak lama bisa foto-foto karena keburu gerimis dan angin cukup kencang bertiup bikin suhu tiba-tiba drop. Langsung masuk mobil dan berniat menuju salah satu scenic highlight di sekitar Lake Tekapo, yaitu Mt. John Stargazing Observatory untuk night star gazing. Tapi sayangnya begitu sampai Mt. John udah tutup. Lahh gimana siy. Akhirnya balik ke arah Lake Tekapo dengan hati sedih (gw sih) karena beberapa ekspektasi hari ini gak terpenuhi.
Malam itu, kita menginap di Peppers Bluewater Resort, one of our best stay. View menghadap jalan di tepi Lake Tekapo menjadikan resort ini salah satu tempat menginap terbaik kami dan cukup membuat gw hepi hari itu.
View from 2nd floor of our room... |
Next: One of the highlight during this NZ Trip! Apa, di mana, dan kenapa? Can't wait to write about this!!!
0 komentar