Bali Babymoon: Old Places, The Forgotten Danau Batur and Kintamani
Prologue:
Jadi yah.... penentuan destinasi babymoon ini harus memenuhi beberapa syarat:
1. Naik pesawat, tapi durasi kurang dari 2 jam (spesifik ya, harus naik pesawat haha)
2. Banyak leyeh-leyeh, sedikit jalan.
3. Ada view cantik dan udara adem, mengingat beberapa minggu belakangan cuaca Tangsel luar biasa gerahnya.
4. Harus makan enak.
5. 4 hari 3 malam saja cukup.
Ada beberapa pilihan destinasi:
1. Padang-Bukittinggi, karena gw belum pernah ke kampung halaman Andri ini yang konon viewnya cantik ini.
2. Yogyakarta, sekalian nemenin Andri ikutan Jogja Marathon.
3. Singapore
4. Bali
Opsi (1) gugur karena konon perjalanan Padang-Bukittinggi di weekend kurang nyaman; bisa memakan 3-4 jam akibat macet. Hiks, padahal udah kebayang makan nasi Padang di tempat aslinya.
Opsi (2) gugur karena tahun lalu baru ikutan Jogja Marathon.
Opsi (3) gugur karena diinget-inget tahun 2016 ada 2x trip ke Singapore (pasca gagal IVF#2 Fresh Cycle dan pas ikutan #SCMS2016 (Standard Chartered Marathon Singapore).
Pilihan pun jatuh pada.... Bali! Terakhir ke Bali tahun 2016 pas nemenin Andri ikutan Bali Marathon. Eh tahun lalu pas transit di Bali sebelum ke Sydney/Auckland juga sempet lunch di Livingstone, Kerobokan. Gak papa lah, too much cool places in Bali. Pasti bakal tetep seru. Alhamdulillah juga masih bisa liburan singkat.
Apalagi pada saat kontrol ke dr. Handi beberapa hari sebelum berangkat, everything looks good and doctor approved us for going places. So, Baliii... here we come!
***
Danau Batur
Gak tau kenapa, dalam pikiran gw, liburan ke Bali kali ini harus seimbang: lihat view gunung dan pantai. Makanya gw keukeuh mau stay di Ubud, trus lihat Gunung dan Danau Batur.
Jarak dari hotel kita di Ubud menuju Danau Batur lumayan juga, sekitar 30 km, ditempuh dalam waktu 1 jam. Mungkin pada heran ya, ngapain kita ke Danau Batur. Emang mau nyeberang liat mayat di Desa Trunyan? Andri aja heran. Tapi namanya juga menuruti kemauan ibu hamil, apa boleh buat ya hehehe. Padahal long long time ago, gw sudah pernah ke sana sama Bapak Ibu.
Alasan sebenarnya adalah karena gw begitu terkesan dengan view danau pada saat NZTrip kemarin, membuat gw sangat penasaran dengan danau di Indonesia. Gw yakin danau di Indonesia pasti gak kalah cantiknya.
Taaapiii.... faktanya memang infrastruktur pariwisata di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan di luar negeri:(. Jalan menuju Danau Batur itu sungguh begajulan, sumpah deh berasa naik kora-kora. Untung gw gak mual dan si baby kalem-kalem aja di dalem perut. Jalannya gak berlubang sih, tapi naik turunnya sangat mengikuti kontur tanah dan kanan-kirinya gak dirapiin.
Padahal kalau mau diseriusin, ada banyak spot yang instagrammable. Gw sama Andri udah kebayang, ih pasti seru deh kalo trail run di sini. Ada sih beberapa hot spring yang dikelola swasta untuk bisa menikmati view danau dan gunung. Tapi karena kita gak berniat berendam ya susah juga.
Sesampainya di dermaga Danau Batur pun, keliatan banget kalau tempat ini sudah semakin ditinggalkan dan gak terawat. Nyaris gak ada turis di sana. Dulu tempat ini ramai karena menjadi tempat asal para turis menyeberang ke Desa Trunyan menggunakan boat. Namun karena adanya oknum nakal yang konon suka meminta tambahan uang ke para turis saat berada di tengah-tengah danau, maka banyak kesan buruk terhadap tempat ini. Terlebih sekarang untuk menuju Desa Trunyan sudah bisa menggunakan jalan darat. Semakin saja dermaga ini ditinggalkan.
Saat kami ke sana pun, ada beberapa pedagang yang setengah memaksa untuk membeli dagangan mereka. Sambil meminta belas kasihan, para pedagang ini bilang kalau waktu dagang mereka 'dijatah' sama pengurus setempat. Mirisnya sih karena turis sangat sepi. Mau dagang ke siapa coba kalo gak ada turis yang datang. Yah semoga pihak setempat bisa lebih memoles tempat cantik ini sehingga menarik bagi para turis ya.
Jadi, ngapain kita di sana? Tentunya foto-foto aja.
Chubby and happy! |
Kintamani
Dalam perjalanan kembali ke Ubud, kami melewati Kintamani. Untuk Bali 1st timer pasti familiar deh sama tempat ini, karena merupakan salah satu lokasi wajib dalam itinerary. Kintamani ini mirip Puncak, berlokasi di dataran tinggi sehingga cuacanya sejuk. Ada beberapa restoran di pinggir jalan raya yang menawarkan makan siang buffet dengan view cantik Gunung dan Danau Batur. Mungkin konsep ini gak berubah ya dari 20 tahun yang lalu.
Sebenernya sih cita-cita pengen liat sunrise dari balik Gunung Batur. Tapi sekarang kita jadiin background foto dulu yaaa... Nanti sama #babyUna yaa... :))
0 komentar