Welcoming Una: The Birth Story (C-Sect)
by
Desi
- 6:12 PM
Alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah....
Rasanya itu kata yang paling tepat untuk mewakili perasaan gw tentang kelahiran Ivyaruna atau Runa atau Una, my daughter....
Saat ini, di tengah adaptasi sebagai ibu baru, gw mencoba untuk merekam hari-hari menjelang persalinan dan share di sini. Karena terlalu sayang untuk dilupakan.. #tsah
Pre-labor: Menunggu Kontraksi
Hingga memasuki minggu ke-37 dan 38 kehamilan, setiap kali kontrol ke dr. Fitriyadi, kondisi Una sehat sesuai milestonenya. Posisi kepala Una sudah mulai masuk panggul, cairan ketuban cukup, posisi plasenta pun gak bermasalah. Tapi dari USG memang terlihat posisi kepala Una masih telentang/menghadap atas (posterior), padahal seharusnya di usia kehamilan segitu, posisi kepalanya menghadap bawah (anterior) yang merupakan posisi siap lahir. Walaupun begitu dr. Fitriyadi masih optimis bisa lahiran normal, "Ditunggu saja sampai minggu depan," ujarnya.
Week 38 - last weekend before baby Setengah maksa Andri buat minta foto-foto biar ada kenang-kenangan |
Selama seminggu itu, gw berusaha untuk lebih aktif bergerak. Lebih rajin jalan, yoga dengan gerakan tertentu, dan ngobrol sama Una yang masih di perut untuk mengubah posisinya. Saat itu lagi heboh-hebohnya Asian Games, dr. Fitriyadi malah menyarankan untuk nonton badminton sebagai induksi alami supaya cepet kontraksi. Kan tegang gitu haha. Tapi yaa, walopun mules nonton pertandingannya Jonathan Christie alias dek Jojo, yang namanya kontraksi gak juga dateng.
Last yoga with mba @jamilatus.sadiyah alias mba Mila yang selalu menenangkan dan full aura positif. Kelasnya selalu full dan waiting list! |
Induksi alami lain yang disarankan oleh dr. Fitriyadi adalah berhubungan dengan suami karena di dalam sperma terdapat hormon oksitosin yang fungsinya untuk merangsang kontraksi, dan kandungannya sama dengan cairan infus yang dipakai untuk induksi di RS. Well to be honest and super blunt with you, this is definitely not easy. Make love with big belly, hmm yaa gitu deh. Apalagi with specific purpose. Intinya sih tetep belum kontraksi juga. Makan kurma dan nanas pun gak membantu. Pada saat CTG pun terdetect kontraksi kecil hanya 1x. Inilah saat-saat H2C lain: menunggu kapan Una mau keluar dari perut.
Saat kontrol di minggu ke-39, hasil USG menunjukkan posisi Una masih belum berubah. Tetap posterior. dr. Fitriyadi lantas menyarankan untuk operasi caesar dengan alasan posisi ini akan menyulitkan ibu dan bayi untuk lahir normal. Bayi akan lebih susah mendorong badannya, ibu akan merasa lebih sakit, proses persalinan akan berjalan lebih lama. Gw agak kaget. Campur aduk rasanya. Sedih karena tidak jadi lahiran normal, tapi happy karena sepertinya sebentar lagi akan ketemu Una.
Gw melirik Andri, dia malah keliatan happy karena lebih pasti kapan ketemu Una. Andri sebenarnya support gw untuk lahiran normal, tapi sejujurnya dia takut gw ga kuat ngeden karena gw udah gak muda lagi katanya. Plis deh beb, masih 26 tahun akutuuuu (+10 haha). Jadi dia support 100% saran dokter supaya gw operasi caesar.
And the birth date has chosen.... bismillah, allahumma yatsir wala tu atsir... Gw ikhlas... Gw ikhlas untuk rasa sakit yang konon katanya lebih sedap selama proses recovery caesar. Many mothers survived kok, I will either. Yang penting mau ketemu Una!
D-1: Check-in RS
Seperti sudah gw share di postingan ini, gw lahiran di RS Pondok Indah. Malemnya bener-bener gak bisa tidur. Rasanya campur aduk banget.
Last nite with big belly. Alhamdulillah dikasih rezeki ini, mudah2an nanti bisa merasakan lagi. |
The Day: Welcoming Una💛
Sekitar jam 5 pagi gw udah siap2 mandi dan sholat Subuh. Operasi dijadwalkan jam 7 pagi. Saat persiapan operasi, pasang bius dll, gw throwback ke masa-masa persiapan operasi laparoskopi dan OPU. Jadi gak terlalu tegang. Justru bedanya kali ini sangat excited, pengen cepet2 masuk ke kamar operasi.
Pose sebelum masuk ruang operasi |
Sampai akhirnya masuk kamar operasi, tahap awal adalah penyuntikan anestesi di spinal oleh Prof. Dr. Ruswan, Sp An. Proses ini konon katanya sakit tapi ternyata.... gak sakit sama sekali! Beneran, gw gak merasakan apa2. His med is magic! Gak lama gw cuma merasakan kaki gw kesemutan, gak bisa digerakkan, dan gw mulai mengantuk. Samar2 gw liat Andri masuk ruangan dan duduk di dekat kepala gw.
Selama proses operasi gw bisa mendengar dr. Fitriyadi dan dr. Sutan Finekri, SpOG, asisten pada saat operasi, ngobrol. Sampai akhirnya samar-samar terdengar ada yang menginstruksikan, "Yak.. dorong.." dan tidak berapa lama kemudian gw mendengar ada yang mengucap "Allahu akbar.." disusul suara tangisan bayi.
Ya Allah.. gw inget banget air mata gw meleleh. Kemudian ada yang membisikkan ke gw,
"Selamat ya Bu, anaknya cewek. Sehat.."
"Akhirnya ya Bu, yang ditunggu-tunggu.."
It was so emotional moment.. antara sadar dan gak sadar... Berasa mimpi..
Our very first family portrait |
Seharian itu gw masih super teler. Ngantuk berat. Sekitar jam 12 siang, usaha IMD dilanjutkan di kamar. Seingat gw, ada suster yang memencet payudara gw dan terlihat ada setetes cairan berwarna kuning. Mudah2an itu kolostrum dan Una bisa mendapatkannya. Alhamdulillah Una bisa latch on dengan cepat dan benar, sampe gw yang kewalahan. Semoga Ibu bisa terus kasih Una ASI Eksklusif ya Nak... bahkan sampai 2 tahun.
IMD attempt di kamar |
Hari itu beberapa kali gw dan Una saling belajar menyusu, yang ternyata sama sekali gak gampang dan... sakit :))).
But overall I was blessed. It was one of the best day of my life....
D+1: Accept the pain
Pengaruh obat bius udah mulai hilang. Gw mulai belajar duduk. Belajar turun dari tempat tidur dan jalan ke kamar mandi pelan2 dan rasanya isi perut kayak mau tumpah haha. Sudah bisa pipis.
Btw pada saat lap-lap badan pagi oleh suster, gw sudah mulai pake korset. Pemakaian korset ini memang disarankan juga karena bisa membantu proses pemulihan, terutama bagian rahim. Gw pakai korset merk Belly Bandit yang bamboo, insya Allah gw akan review setelah pemakaian sekitar 6 minggu ya.
Dr. Fitriyadi visit, katanya everything's good. Kontraksi perut nampak bagus, bahkan gw udah boleh pulang besoknya. Tapi tentu aja liat kondisi bayi dulu. Siang2 udah copot infus, dan rasa nyeri baru terasa deh hehe. Painkiller to the rescue.
Btw walaupun RS Pondok Indah support rooming-in, tapi banyak yang menyarankan bayi untuk tidur di ruang bayi supaya ibunya bisa istirahat dan recovery lebih cepat. Pas nangis atau jadwal nyusu, barulah bayi diantar ke kamar untuk menyusu.
D+2: Una first photo shoot!
Walaupun masih nyeri, gw memaksa untuk turun dari tempat tidur dan belajar jalan. Alhamdulillah lama2 bisa terbiasa. Mantranya: this too shall pass!
Btw pasien yang lahiran di RSPI (mulai kelas tertentu) dapat complimentary/free berupa foto bayi dari Axioo. Hari itu Una pertama kali jadi foto model hehe. Proses fotonya cepet, salut deh sama mas fotografernya, bisa 'mengarahkan' gaya bayi umur 3 hari tanpa nangis sedikit pun haha.
Hello my baby! |
D+3: Belum boleh pulang dari RS
Hari ini sebenarnya sudah bisa pulang, tapi ternyata dari hasil lab, bilirubin Una agak tinggi; 13 sementara batas boleh pulangnya 12. Jadi harus extend sehari untuk disinar. Hiks agak sedih sih. Tapi daripada tambah parah di rumah nanti kan.
Kalo menurut kakak ipar gw yang DSA, pada bayi yang berbeda golongan darah dengan ibu, hal ini sering terjadi. Golongan darah gw kebetulan berbeda dengan Una. Selain disinar, 'obat'nya adalah sering-sering disusuin supaya sering pipis sehingga bilirubinnya ikut luruh. Tak lupa juga jemur-jemur max 30 menit di sinar matahari jam 8-9 pagi.
Kegiatan di RS kalo ga ada tamu: foto-foto hehe |
Btw, alhamdulillah selama di RS kami menerima banyak sekali ucapan selamat dan kunjungan dari keluarga dan teman-teman, bahkan teman kantor lama dan eks bos gw pun kirim bunga personally. We feel loved! Kayaknya terima kasih aja gak cukup deh. Mudah-mudahan Allah yang membalas kebaikan semua yaa...
D+4: Let's go home Una!
Alhamdulillah bilirubin Una sudah turun. Kita sudah boleh pulang yeayy!
With Eyang Uti and Eyang Kung |
**
Hingga hari ini, sekitar 2 minggu pasca operasi caesar, alhamdulillah rasanya semakin membaik. Rasa nyeri yang tadinya sesekali terasa, terutama saat pipis, sudah hampir hilang. Gw hanya minum obat painkiller 1x sehari. Di rumah sudah langsung beraktivitas seperti biasa. Naik-turun tangga, gendong Una, dan slowing down ketika merasa cape/sakit. Walopun jadi ibu itu memang ga boleh sakit ya :)).
Tapi dokter masih membatasi aktivitas seperti menyetir, apalagi olahraga, setidaknya sampai selesai masa nifas. Walaupun luka luar sudah mengering, tetapi recovery luka dalam butuh waktu lebih lama. Yang penting makan sehat, tinggi kalori dan tinggi protein, selain buat recovery juga demi ASI lancar. Plus happy mind tentunya :)).
At the end, mau lahiran normal atau caesar, it's your personal call. Everyone have their own reason. No one may judge you. Mereka gak bayarin bill rumah sakitnya toh. Sama-sama sakit, sama-sama butuh perjuangan, dan yang pasti... sama-sama jadi ibu. Di depan mata masih banyak 'tugas mulia' menanti, terutama memberi ASI yang ternyata butuh perjuangan dan effort lagi. Yang penting ibu dan bayi sehat selamat.
I'm so grateful to experience this early motherhood journey. Bismillah for upcoming journey...
Sehat-sehat yaa semua! :)